Muara Teweh – Pemerintah Kabupaten Barito Utara (Pemkab Barut) melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) setempat menggelar kegiatan Internalisasi ASN Berahklak bagi Aparatur Sipil Negara, di gedung balai Antang Muara Teweh, Jumat (1/9/2023).
Kegiatan Internalisasi ASN Berahklak bagi Aparatur Sipil Negara dihadiri Wakil Bupati Sugianto Panala Putra, Staf Ahli Bupati, Asisten Sekda, Kepala Perangkat Daerah, Tim Trainer ESQ Act Consulting dari Jakarta, insan pers, dan peserta internalisasi ASN Berakhlak lingkup Pemkab Barito Utara.
Bupati Barito Utara H Nadalsyah dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan Wakil Bupati Sugianto Panala Putra menyampaikan selamat datang kepada Tim ESQ ACT Consulting sebagai nara sumber di Barito Utara.
“Perlu saya sampaikan bahwa membangun budaya kerja ASN memerlukan usaha yang berkelanjutan, bukan sekadar sosialisasi. Oleh sebab itu internalisasi nilai dasar (core values) berakhlak adalah cara yang diperlukan agar bibit berakhlak dapat berkembang dengan subur,” kata Wabup membacakan sambutan Bupati.
Dikatakannya, komitmen menginternalisasi budaya kerja dengan landasan berakhlak diwujudkan melalui lahirnya peta jalan atau roadmap, penguatan budaya berakhlak.
Adapun fokus penguatan budaya kerja SDM aparatur Kabupaten Barito Utara dibagi menjadi tiga poin utama, yakni internalisasi, aktivasi dan penguatan.
“Pada tahun 2023 ini fokus kita adalah sosialisasi dan internalisasi budaya, sekaligus kita akan masuk pada tahap aktivasi. Harapannya pada tahun 2024, budaya berakhlak bisa masuk pada level penguatan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Wabup mengatakan, dalam konteks pelaksanaan reformasi birokrasi, upaya pembangunan budaya kerja berakhlak menjadi aspek utama penguatan manajemen perubahan.
“Penguatan peran agen perubahan (agent of change) dalam aktivasi budaya kerja ASN menjadi sorotan penting,” katanya.
Wabup juga menjelaskan bahwa komitmen yang kuat dari pimpinan dan setiap unsur organisasi dalam mendorong perubahan dari berbagai aspek pelaksanaan reformasi birokrasi dapat mentransformasi sistem kerja organisasi, pola pikir, dan culture set ASN menjadi lebih adaptif, inovatif, responsif, dan berintegritas selaras dengan perkembangan zaman dan kebutuhan stakeholder yang semakin meningkat,” kata Wabup.
Wabup juga menjelaskan penerapan budaya kerja berlandaskan berakhlak, yang merupakan singkatan dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif, masih dirasa belum maksimal.
Menurut founder of act consulting Ary Ginanjar Agustian, hal tersebut dilatar belakangi oleh fokus yang masih tertuju pada struktur, strategi, dan sistem. Padahal menurutnya, saat ini fokus harus diarahkan pada membangun perilaku, nilai-nilai, dan keyakinan (budaya kerja).
“Core values berakhlak jangan hanya disosialisasikan tetapi diinternalisasikan. Sosialisasi itu hanya sampai level pengetahuan atau knowledge, sementara internalisasi menempatkan berakhlak sebagai nilai dan keyakinan di hati ASN.
Tidak hanya membangun roadmap, upaya memaksimalkan internalisasi berakhlak juga diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten Barito Utara yang bekerja sama dengan Act Consulting dengan menginisiasi tim penggerak budaya kerja ASN.(al)