MUARA TEWEH – Perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Barito Utara diharapkan berperan dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) masyarakat yang ada di wilayah ini.
Anggota DPRD Kabupaten Barito Utara, DR H Tajeri SE MM mengatakan, di wilayah Kabupaten Barito Utara ada banyak perusahaan yang beroperasi baik dibidang pertambangan, perkebunan kelapa Sawit maupun HPH. Keberadaan perusahaan-perusahaan ini diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat, salah satuya dalam meningkatkan SDM yakni melalui program beasiswa kuliah bagi putra-putri daerah.
“Kita minta perusahaan apakah melalui Dinas pendidikan atau melalui Pemerintah Desa, agar dapat memprogramkan beasiswa kuliah untuk masyarakat, terkhusus bagi masyarakat kurang mampu yang berdomisili atau yang terkena dampak langsung dari aktivitas perusahaan (wilayah ring 1 perusahaan),” kata Tajeri yang juga Ketua Komisi III DPRD Barut tersebut.
Disampaikannya, program beasiswa ini misalnya untuk putra -putri yang melanjutkan perkuliahan di dalam daerah.
Diketahui di Kabupaten Barito Utara juga terdapat 3 tempat perkuliahan aktif diantaranya STAIS, Polimat dan STIE Muara Teweh.
Menurutnya, putra-putri yang melanjutkan pendidikan kuliah di dalam daerah ini hampir 70 persen adalah masyarakat kurang mampu. Dan apabila kondisi orang tuanya mampu kebanyakan anaknya kuliah ke luar daerah.
“Untuk program pemberian beasiswa ini juga sudah ada dijalankan oleh beberapa perusahaan misalnya seperti PT SMM, perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah Desa Lemo,” ungkapnya.
Harapannya, perusahaan lainnya yang belum ada program beasiswa untuk masyarakat, dapat meniru apa yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
“Jadi tidak serta-merta jumlahnya harus 10 sampai 20 orang, tetapi tergantung dengan kemampuan perusahaan,” ucapnya.
Dalam pemberian beasiswa ini perusahaan dapat menggunakan dana CSR nya. Misalnya saja untuk memberi beasiswa satu orang anak dengan biaya beasiswa Rp 10 juta per tahun. “Uang sebesar Rp 10 juta per tahun untuk program beasiswa kuliah 1 orang anak itu nilainya sangat kecil dibandingkan dengan nilai Sumber daya alam (SDA) yang diambil perusahaan. Pendapatan perusahaan dari hasil mengeruk kekayaan Bumi Barito Utara bisa mencapai triliunan per tahun,” tandasnya.(Al)