Sampit,- Anggota DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Kurniawan Anwar, menyoroti pentingnya peran kader posyandu di tingkat pedesaan dalam menekan angka stunting. Ia menekankan bahwa perhatian terhadap kesejahteraan kader harus menjadi prioritas agar mereka dapat menjalankan tugas dengan maksimal.
“Kader posyandu adalah ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk menekan angka stunting di Kotim, kita harus memastikan kesejahteraan mereka diperhatikan, sehingga peran mereka bisa dimaksimalkan,” ujar Kurniawan pada Senin, 14 Oktober 2024.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM), angka stunting di Kotim mencapai 19,14 persen. Namun, jika merujuk pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angkanya lebih tinggi, yakni 35,5 persen. Menurut Kurniawan, perbedaan data ini menunjukkan perlunya langkah konkret, termasuk pemberian insentif bagi kader untuk meningkatkan layanan kesehatan.
“Program penanganan stunting harus diiringi dengan pemberdayaan kader dan insentif yang memadai. Hal ini akan berdampak pada peningkatan layanan, terutama dalam mendukung tumbuh kembang bayi di bawah dua tahun (baduta),” jelasnya.
Sebagai legislator dengan pengalaman dua periode, Kurniawan yakin bahwa peningkatan kesejahteraan dan kapasitas kader dapat membantu mereka menjalankan tugas lebih efektif, termasuk mengunjungi keluarga yang belum rutin membawa anak ke posyandu.
“Jika kesejahteraan kader ditingkatkan dan pemberdayaan dilakukan secara maksimal, kita akan memiliki basis data yang akurat di setiap kecamatan. Dengan begitu, penanganan stunting bisa lebih terarah dan menyeluruh,” tutupnya.(Fit).