Sampit,- Anggota DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Kurniawan Anwar, menyatakan bahwa upaya menekan angka stunting di daerah harus diiringi dengan perhatian lebih terhadap kesejahteraan kader posyandu di tingkat desa. Ia menegaskan bahwa pemberdayaan kader sangat penting agar mereka dapat menjalankan peran dan fungsi secara maksimal.
“Menurut kami, memperkuat peran kader posyandu adalah langkah strategis untuk menekan angka stunting di Kotim. Mereka merupakan ujung tombak dalam memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Dengan memberdayakan mereka, upaya pencegahan stunting dapat dilakukan lebih optimal,” ungkapnya, Selasa, 15 Oktober 2024.
Kurniawan menjelaskan bahwa berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM), angka stunting di Kotim mencapai 19,14 persen. Namun, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka tersebut bahkan lebih tinggi, yaitu 35,5 persen. Ia menilai, dengan data yang mengkhawatirkan ini, diperlukan program strategis, termasuk pemberian insentif bagi kader posyandu untuk mendukung pelayanan yang lebih baik.
“Selain insentif, perlu juga peningkatan kapasitas kader agar mereka lebih kompeten. Hal ini penting untuk memastikan perkembangan bayi di bawah dua tahun (baduta) dapat dipantau dengan baik, sehingga risiko stunting dapat diminimalkan,” tegasnya.
Lebih lanjut, legislator yang telah menjabat selama dua periode ini meyakini bahwa dengan kesejahteraan dan pemberdayaan yang lebih baik, kader posyandu akan mampu menjalankan tugas lebih efektif, termasuk melakukan pendekatan langsung kepada keluarga yang jarang membawa anaknya ke posyandu.
“Kami optimis, jika kader diberdayakan dengan maksimal dan kesejahteraannya ditingkatkan, data dan penanganan stunting di setiap kecamatan akan menjadi lebih akurat dan terorganisir. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi upaya pencegahan stunting secara keseluruhan,” tutupnya.(Fit).